Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 11:03:55【Sehat】132 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(51)
Sebelumnya: KSP bantu pengembangan UKS SMA Negeri 1 Tanjungpandan
Selanjutnya: Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?
Artikel Terkait
- Pegawai Federal AS antre bantuan makanan saat shutdown
- Kiat mengonsumsi ramen dengan pilihan lebih sehat
- Pelatihan penjamah Makan Bergizi Gratis di Palu
- Kereta Api di Daop 7 ikut terdampak akibat banjir di Semarang
- Penelitian ungkap berpuasa ngak ganggu kemampuan berpikir seseorang
- SPPG MBG Preneur hadir di Malang, dukung sistem pasokan pangan lokal
- Wakapolda Sumut: Dapur SPPG Polres Tapanuli Utara layani 1.762 siswa
- 500 penjamah makanan SPPG di Tangerang sudah bersertifikat
- Pemkab Jayapura perkuat mutu dan keamanan pangan di dapur MBG
- 560 SPPG sudah kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
Resep Populer
Rekomendasi

PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan

Polres Ponorogo bangun tiga dapur SPPG dukung program MBG

Kereta Api di Daop 7 ikut terdampak akibat banjir di Semarang

Perjalanan dua KA di Jember alami keterlambatan akibat banjir Semarang

Perkuat kemitraan, ASEAN

Dompet Dhuafa salurkan 3.840 paket bantuan pangan untuk Palestina

Langkah strategis lindungi warisan budaya dari klaim negara tetangga

Ini 11 penyakit yang dinyangakan ngak lolos syarat kesehatan jamaah haji